Minggu, 30 Agustus 2009

Haruskah Menunggu Orang Yang Tepat ?

Siapa saja yang pernah memperdebatkan cinta pasti tahu hal ini : Masing-masing orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang cinta dan sulit mencari titik temu di antara keduanya. Begitulah, cinta memang satu dari sekian hal yang membingungkan. Itu pula yan membuat Ari dan N’Jum terus berdebat, dan tak juga mencapai kata sepakat. Padahal, masalahnya sederhana : haruskah kita menunggu pasangan yang tepat atau mencari orang lain agar setidaknya hidup tidak sepi ?

“Hidup ini teramat singkat. Sehingga teramat sayang jika hidup yang singkat ini kita habiskan bersama orang yang tidak tepat.”

“Justru karena hidup yang teramat singkat ini kita harus bertindak cepat. Terlalu berspekulasi jika kita hanya menunggu orang yang tepat. Sebab kita tidak pernah tahu kapan kita akan sekarat.” Bantah Ari.

N’Jum menatap Ari, keningnya berkerut. “ Lalu kita harus menghabiskan sepanjang hidup kita bersama orang yang tidak tepat dan tanpa rasa cinta ?” Ari Mengendus.

”Bagaiman kau bisa berpikir di adalah orang yang tepat sementara kau sama sekali belum cukup lama bersamanya ? Waktulah yang akan menentukan apakah seseorang itu tepat buat kita atau sebaiknya.” Sembur Ari.

“Waktu tidak akan menjawab apapun. Ia hanya mengalir dan bisu. Kitalah yang harus mencari jawab dan mencari orang yang tepat.” Bantah N’Jum.

“Waktu memang tidak menjawab apapun, tapi kita tetap memerlukan waktu. Betapa tololnya jika kita membiarkan waktu terus berlalu sementara kita berharap orang yang tepat itu datang dan menetap.”

“Tak ada penantian yang sia-sia !” Bantah N’Jum dengan sengit.

“Kau ini aneh,” ujar Ari. “ Di saat kita menanti sesuatu, disaat itu pula kita membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia. Lagi pula, bukankah penantian itu bentuk lain dari ketidakpastian ? Kau bisa saja terus menanti, siapa yang berani menjamin penantianmu itu tidak akan sia-sia ?”

N’Jum diam sejenak. Kemudian dengan sorot mata yang aneh ia berkata, “Bukankah memang tidak ada yang pasti dalam dunia ini ?”

Ari hampir tertawa mendengarnya..” Kau pikir 2 + 2 = 4 itu bukan sesuatu yang pasti ? Kau pikir rokok di bibirmu itu sesuatu yang semu ?”

“ Hidup dan cinta memang bukan matematika. Tapi segala sesuatu tetap memerlukan perhitungan. Kalau kau pikir menanti orang yang tepat itu tidak akan merugikanmu, silahkan saja. Tapi, saat orang yang tepat itu datang, Pastikan kulitmu belum keriput. Sebab kalau kulitmu sudah mulai keriput, itu artinya hidupmu tinggal sejengkal.”