Rabu, 04 Agustus 2010

Post Power Syndrome

Aku tertegun. Tak pernah ini terbayang sebelumnya. Keisenganan yang aku lakukan dengan membuka akun nilai akademik teman-temanku (tanpa sepengetahuan yang empunya tentunya)  telah menyadarkan diriku bahwa selama ini aku telah mengecewakan diriku, keluargaku dan semua orang yang telah menaruh harapan besar di pundakku.
Selama ini aku terlalu banyak melakukan nepotisme terhadap diriku sendiri. Yah, semacam kongkalingkong lah. Aku menganggap selama ini kekurangan yang ada pada diriku sebagai dispensasi untuk tidak berbuat sesuatu yang maksimal. Pengecualian karena  aku harus kuliah sambil bekerja membuat aku menganggap wajar nilai jelek yang kuterima selama ini adalah hal yang wajar ditambah dengan banyak teman lebih buruk dari nilaiku.
Post Power Syndrome mungkin sedang aku alami. Terbiasa masuk dalam garda depan dan sekarang ada di barisan tengah sungguh sangat menyakitkan. Hal yang terasa lebih menyakitkan karena banyak orang menaruh harapan besar terhadapku. Dan mungkin aku telah mengkhianati harapan mereka. Aku takut dianggap anak yang laik sekandang dengan malin kundang.
Tidak pernah ada kata terlambat bagi orang yang mau berusaha. aku yakin aku masih punya waktu untuk memperbaiki kekeliruanku selama ini. Seperti kata pepatah,“Pasti ada sisi baik dari segala sesuatu yang menjadi masalah adalah hanya sedikit orang yang mampu mengambil hikmah dari hal tersebut” aku harus menjadi orang yang sedikit itu. Hikmah yang dapat kuambil adalah mulai saat ini aku harus menghilangkan kongkalingkong yang ada pada diriku. Kelemahan bukanlah hal yang harus membuatku melakukan pengecualian apalagi sampai menyerah.
Akan kuambil kembali kehormatan garda depan.